Pages

Tuesday, January 24, 2012

Minum Kopi Cegah Alzheimer



TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selain mampu mengusir rasa kantuk, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kopi bermanfaat untuk mencegah seseorang terkena penyakit demensia Alzheimer.
"Ya sudah ada penelitian yang mengatakan bahwa kopi mencegah Alzheimer. Ini karena di kopi ada stimulan, kafein, dan antioksidan yang merangsang kerja dari sel-sel otak," kata Samuel Oetoro, MS, SpGK, spesialis gizi klinis dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dalam media workshop, Jumat (27/5/2011).
Alzheimer merupakan jenis kepikunan yang membahayakan karena dapat melumpuhkan pikiran dan kecerdasan seseorang. Keadaan ini ditunjukkan dengan kemunduran fungsi intelektual dan emosional secara progresif dan perlahan sehingga mengganggu kegiatan sosial sehari-hari.
Menurut Samuel, salah satu faktor penyebab Alzheimer adalah adanya pelepasan radikal bebas di otak yang berlebihan. Dalam hal ini, kafein mampu menangkalnya.
Meski ada penelitian yang membuktikan manfaat tersebut, Samuel tetap tidak menganjurkan kita untuk mengonsumsi kopi secara berlebihan. Pasalnya, terlalu banyak minum kopi juga bisa berpengaruh buruk terhadap kesehatan dan tubuh. "Maksimal minum kopi dua cangkir sehari," imbuhnya.
Disinggung soal seberapa besar kebenaran akan manfaat kopi untuk mencegah Alzheimer, Samuel mengatakan hal itu sangat tergantung dari seberapa banyak penelitian yang membuktikannya. "Meta-analisisnya belum ada. Meta-analisis itu, dari banyaknya penelitian yang dikumpulkan, dilihat mana yang positif, mana negatif lalu dibandingkan. Itu belum ada," pungkasnya.
Sementara itu, dr Raul Sibarani, SpS, dari MRCCC Siloam juga mengungkapkan hal senada terkait khasiat kopi dalam mencegah gangguan kepikunan. "Kafein itu memang ternyata betul bukan hanya untuk yang Alzheimer, melainkan juga untuk yang parkinson," ungkapnya.
Raul mengungkapkan, berdasarkan hasil riset pada tikus yang diberi kafein dan kemudian dilakukan otopsi, ternyata ditemukan bahwa sel otak tikus tersebut terlihat jauh lebih bagus.
Lebih lanjut, Raul menambahkan, manfaat lain yang terdapat dalam kopi antara lain sebagai stimulator otak. "Jadi, itu untuk meningkatkan daya konsentrasi kita. Makanya, orang minum bisa lebih banyak bekerja, waktu untuk konsentrasi lebih panjang," tandasnya.

Monday, January 23, 2012

Pembuatan Tablet Dengan Metode Granulasi Kering


A.    TUJUAN
1.      Mahasiswa dapat melakukan proses manufaktur granulasi kering
2.      Mahasiswa dapat meakukan in process control
3.      Mahasiswa dapat mengevaluasi mutu tablet
4.      Mahasiswa dapat mengatasi permasalahan  yang ada selama proses manufakturing

B.  DASAR TEORI
Tablet adalah sediaan padat, dibuat sceara kempa cetak berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bular, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pembasah. Tablet digunakan baik untuk tujuan pengobatan lokal atau sistemik. Untuk pembuatan tablet diperlukan zat tambahan berupa :
1.      Zat pengisi dimasukkan untuk memperbesar volume tablet. Biasanya digunakan Sacharum Lactis, Amylum Manihot, Calcii Phoshas, Calcii Carbonas dan zat lain yang cocok.
2.      Zat pengikat dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat. Biasanys yang digunakan adalah mucilago gummi arabici 10-20 % (panas), solutio Methylcellulosum 5 %.
3.      Zat penghancur, dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut. Biasanya yang digunakan adalah Amylum Manihot kering, Gelatinum, Agar-agar, Natrium Alginat.
4.      Zat pelicin, dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan. Biasanya digunakan Talcum 5 %, Magnesii Stearas, Acidum Stearinicum.
(Anief, 2007).
            Pengobatan lokal misalnya :
1.      Tablet untuk vagina, berbentuk amandel, oval dan digunakan sebagai anti-infeksi, antifungi, penggunaan hormon secara lokal.
2.      Lozenges, trochisci, digunakan untuk efek lokal di mulut dan tenggorokan, umumnya digunakan sebagai anti infeksi.
(Anief, 2007).
       Pengobatan untuk mendapatkan efek sistemik, selain tablet biasa yang ditelan masuk perut terdapat pula yang lain seperti :
1.      Tablet bukal, yang digunakan dengan cara dimasukkan diantara pipi dan gusi dalam rongga mulut. Biasanya berisi hormon steroid, adsoprsi terjadi melalui mukosa mulut masuk peredaran darah.
2.      Tablet sublingual, digunakan dengan jalan dimasukkan di bawah lidah, biasanya berisi hormon steroid. Adsoprsi terjadi melalui mukosa masuk peredaran darah.
3.      Tablet implantasi, berupa pellet, bulat atau oval pipih, steril dimasukkan secara implantasi dalam kulit badan.
(Anief, 2007)
Gula dan laktosa jika ditambahkan salah satu dari zat-zat ini dalam jumlah yang relatif besar, maka tentulah tablet akan mudah pecah ; Farmakope menganjurkan pemakaian salah satu zat dari zat-zat tambahan pada pembuatan tablet-tablet mampat yang mengandung garam-garam alkaloida dan pulvis opii compositus. Juga, jika kita harus mengolah suatu sari kental dalam tablet, maka kita membuat suatu penggerusan sampai kering dengan salah satu dari zat-zat tambahan itu, yang kita mampatkan setelah atau tanpa penambahan obat-obat lainnya. Dalam hal ini dianjurkan, bahwa bobot tablet mampat jangan dibuat terlalu kecil, sebaik-baiknya 0,5 g, karen hasil penggerusan sampai kering ini bersifat higroskopik dan pada waktu dimampatkan sering kali memberikan tablet-tablet yang sukar atau tidak dapat dikeluarkan dari cetakan. Jika gula atau laktosa tidak merupakan bagian utama dari tablet mampat, maka kita harus menambahkan pula suatu macam pati 10 % - 20 %, untuk menjamin pemecahan tablet yang cepat dalam air (Satiadarma, 1954).
Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat  melalui gaya. Teknik ini yang cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban (Andayana, 2009).   
Granula adalah gumpalan-gumpalan dari partikel-partikel yang lebih kecil. Umumnya terbentuk tidak merata dan menjadi seperti partikel tunggal yang lebih besar. Ukuran biasanya berkisar antara ayakan no.4-12, walaupun demikian granula dari macam-macam ukuran lubang ayakan mungkin dapat dibuat bergantung pada tujuan pemakaiannya (Ansel, 1989).
Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan dengan mesin cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi kering dapat juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor yang memiliki kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua penggiling yang putarannya saling berlawanan satu dengan yang lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara penggiling (Andayana, 2009).
Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :
1.      Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
2.      Zat aktif susah mengalir
3.      Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab
(Andayana, 2009)
Keuntungan cara granulasi kering adalah:
1.      Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu
2.      Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
3.      Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat
(Andayana, 2009).
Kekurangan cara granulasi kering adalah:
1.      Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug
2.      Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam
3.      Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang
(Andayana, 2009).

C.    TUGAS PRAKTIKUM
Buatlah tablet Asam Mefenamat dengan metode ganulasi kering
Kandungan Asam Mefenamat per tablet        : 500 mg
Bobot Tablet                                                   : 750 mg
Jumlah tablet yang akan dibuat                      : 1000 tablet
FORMULA I
FORMULA II
FORMULA III
(pengikat kering PVP 5 %)

Fase Dalam
Asam Mefenamat 500 mg
Amprotab              75 mg
PVP (5%)             37,5 mg
Laktosa                 77,5 mg

Fase Luar
Mg Stearat (1%)   7,5 mg
Talk (2%)              15 mg
Amprotab             37,5 mg
(pengikat kering PVP 10 %)

Fase Dalam
Asam Mefenamat 500 mg
Amprotab             75 mg
PVP (5%)             75 mg
Laktosa                 40 mg

Fase Luar
Mg Stearat (1%)    7,5 mg
Talk (2%)              15 mg
Amprotab              37,5 mg
(pengikat kering Avicel PH 102)
Fase Dalam
Asam Mefenamat   500 mg
Amprotab                75 mg
Avicel PH 102        115 mg


Fase Luar
Mg Stearat (1%)      7,5 mg
Talk (2%)                 15 mg
Amprotab               37,5 mg

D. PEMBUATAN TABLET DENGAN METODE GRANULASI KERING
1. Preformulasi
a. Sifat fisika bahan aktif :
§  Nama dan Sinonim     :           Acidum Mefenamicum/asam mefenamat
§  Bentuk                                    :           Serbuk hablur
§  Warna                          :           Putih atau hampir putih
§  Rasa                            :           -
§  Bau                              :           -
§  Ukuran partikel           :           -
§  Struktur                       :                                COOH
                                                                                    NH
                       
                                                                                                CH3                 CH3
(Depkes RI, 1995).
b. sifat kimia bahan aktif
§  Kelarutan                    :           Larut dalam larutan alkali hidroksida ; agak sukar larut dalam klorofom ; sukar larut dalam etanol dan dalam metanol ; praktis tidak larut dalam air
§  Stabilitas                     :           -
§  Penyimpanan               :           Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya
§  pH                               :           -
(Depkes RI, 1995).
c. Sifat fisikomekanika bahan aktif
§  daya alir                      :           -
§  kompresibilitas            :           -
d. Farmakologi
§  dosis                            :           Diatas 18 tahun, 500 mg 3 x sehari
Anak-anak (12-18 thn) 500 mg 3 x sehari
Anak-anak <12 thn tidak direkomendasikan
§  khasiat                         :           Analgetik
(BNF 58, 2009).




Eksipien
2. Laktosa
a. Sifat fisika eksipien :
§   Nama dan Sinonim     :           Laktosa/saccharum lactis
§   Bentuk                                    :           Serbuk hablur
§   Warna                          :           Putih
§   Rasa                            :           Agak manis
§   Bau                              :           Tidak berbau
§   Ukuran partikel           :           100 µm (perbesaran 200x) (Rowe, 2006)
§   Struktur                       :          



b. Sifat kimia eksipien
§    Kelarutan                    :           Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar larut dalam etanol (95 %) p, praktis tidak larut dalam kloroform p, dan dalam eter p (Depkes RI, 1979)
§    Stabilitas                     :           Pertumbuhan jamur dapat terjadi pada kondisi lembab (80 % RH dan diatas) laktosa dapat mengembangkan warna coklat pada penyimpanan, reaksi dipercepat oleh kondisi hangat dan lembab (Rowe, 2006)
§    Penyimpanan               :           Dalam wadah tertutup baik (Depkes RI, 1979)
§    pH                               :           4,0 sampai 6,5 larutan 10 % b/v (Depkes RI, 1979)
c. Sifat fisikomekanika eksipien
§    Daya alir                      :           -
§    Kompresibilitas           :           18,95 – 19,10 KN/cm2 (Rowe, 2006)

d. Farmakologi
§   Dosis                           :           -
§   Khasiat                                    :           bahan pengisi tablet (Rowe, 2006)

3. Amprotab (Pati Singkong)
a. Sifat fisika eksipien :
§   Nama dan Sinonim     :           Amilum manihot/roti singkong (Depkes RI, 1995)
§   Bentuk                                    :           Serbuk sangat halus (Depkes RI, 1995)
§   Warna                          :           Putih (Depkes RI, 1995)
§   Rasa                            :           -
§   Bau                              :           -
§   Ukuran partikel           :           5 – 35 µm (Rowe, 2006)
§   Struktur                       :          
(Rowe, 2006)
b. Sifat kimia eksipien
§   Kelarutan                    :           Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol (depkes RI, 1995)
§   Stabilitas                     :           Dalam keadaan kering pati stabil jika dilindungi dari kelembaban tinggi (Rowe, 2006)
§   Penyimpanan               :           Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya (Rowe, 2006)
§   pH                               :           4,5-7,0 (Rowe, 2006)
c. Sifat fisikomekanika eksipien
§   Daya alir                      :           10,8 – 11,7 g/s (Rowe, 2006)
§   Kompresibilitas           :           15 – 30 KN/cm2 (Rowe, 2006)
d. Farmakologi
§   Dosis                           :           pasta pati sebagai pengikat tablet konsentrasi 5-25 % b/w dalam granulasi tablet (Rowe, 2006).
§   Khasiat                        :           bahan pengikat tablet (Rowe, 2006)

4. Mg-Stearat
a. Sifat fisika eksipien :
§   Nama dan Sinonim     :           Magnesii stearas/magnesium stearat (Depkes RI, 1979)
§   Bentuk                        :           Serbuk halus
§   Warna                          :           Putih (Depkes RI, 1979)
§   Rasa                            :           Tidak berasa
§   Bau                              :           Bau lemah khas (Depkes RI, 1979)
§   Ukuran partikel           :           20 mikrometer (Perbesaram 600 x) (Rowe, 2006)
§   Struktur                       :           [CH3(CH2)16COO]2Mg
b. sifat kimia eksipien
§   Kelarutan                    :           praktis tidak larut dalam air, dalam etanol (95 %) p, dan dalam eter p (depkes RI, 1979)
§   Stabilitas                     :           stabil (Rowe, 2006)
§   Penyimpanan               :           Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya (depkes RI, 1979)
§   pH                               :           -