Pages

Monday, January 23, 2012

Pembuatan Tablet Dengan Metode Granulasi Basah


PEMBUATAN TABLET DENGAN METODE GRANULASI BASAH

A.    TUJUAN
1.      Mahasiswa dapat melakukan proses manufaktur granulasi basah.
2.      Mahasiswa dapat melakukan in process control.
3.      Mahasiswa dapat mengevaluasi mutu tablet.
4.      Mahasiswa dapat mengatasi masalah yang timbul saat proses manufaktur.

B.     DASAR TEORI
Parasetamol adalah derivat asetanilida merupakan metabolit darifenasetin yang dahulu banyak digunakan sebagai analgeticum,tetapi pada tahun 1978telah ditarik dari peredaran karena efek sampingnya (nefrotoksisitas dan karsinogen). Khasiat dari parasetamol yaitu analgetis dan antipiretis, tetapi tidak antiradang. Dewasa ini pada umunya dianggap sebagai zat antinyeri yang paling aman, juga untuk swamedikasi (pengobatan mandiri). Efek analgetisnya diperkuat oleh kodein dan kofein dengan kira-kira 50%. Resorpsinya dari usus cepat dan praktis tuntas, secara rektal lebih lambat.  Antara kadar plasma dan efeknya tidak ada hubungan. Dalam hati zat ini diuraikan menjadi metabolit-metabolit toksis yang diekresi dengan kemih sebagai konjugat-glukunorida dan sulfat (Tjay & Kirana, 2002; hal. 318).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan aturan keamanan yang disepakati di beberapa negara termasuk Indonesia, aturan tersebut terdapat dalam GMP (Good Manufacturing Practice). Syarat-syarat penting dari Aturan-GMP (Good Manufacturing Practice) antara lain adalah :
1.      Kecermatan yang tinggi pada seluruh langkah produksi, yang dijamin melalui personal terdidik baik, berkualitas dan memiliki kesadaran akan tanggung jawab.
2.      Ketersediaan bangunan yang cocok, yang memungkinkan pembuatan secara terpisah, seperti peracikan, pengemasan, pengetiketan dan pengujian obat.
3.      Penceghan kontaminasi melalui pemisahan ruangan terhadap proses pembuatan dan pengemasan, serta identitas kandungan yang jelas dari seluruh wadah dan mesin yang digunakan dalam tahap pembuatan yang berlainan.
4.      Pencegahan pengotoran melalui kerja higienis produksi yang sempurna, yang dijamin melalui pembersihan ruangan kerja dan alat kerja dan melalui kontrol kesehatan personal secara teratur. Upaya higienis produksi khususnya ditujukan untuk memenuhi syarat kemurnian mikrobiologi pada sediaan obat, yang tidak dapat disterilkan. Peracikan obat yang sangat aktif harus dilakukan dalam daerah terpisah, yang memiliki sistem penghisapan udara yang memadai, untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang (cross-contamination).
5.      Jaminan kualitas tinggi bagi seluruh materi awal untuk pembuatan sediaan obat.
6.      Transparansi dokumentasi seluruh proses pembuatan dan kontrol yang membuat keseluruhan proses dapat dilihat sampai bagian terkecilnya dan dapat diawasi. Anjuran selanjutnya adalah tentang pengetiketan dan pengemasan, sistem kontrol kualitas, pengolahan dan dokumentasi kesulitan, laporan tentang efek sampingan yang tidak diinginkan.
7.      Informasi dari aturan-GMP adalah : kualitas harus dihasilkan. Kontrol dapat berlaku sebagai alat bantu menjamin produksi preparat obat yang sesuai dengan GMP. Disamping kontrol terhadap seluruh material awal, produk akhir dan material pengemas juga dilakukan in-proces-control, artinya seluruh parameter penting selama proses pembuatan, dikontrol secara tertib. Dengan demikian seluruh langkah produksi dirumuskan, yang secara kritis dapat mempengaruhi kualitas produk akhir. In-proces-control berlaku sebagai pengendali proses yang berjalan dan meningkatkan keamanan kualitas. Dengan dimungkinkan misalnya pengawasan yang kontinyu terhadap berat tablet, waktu hancur, homogenitas campuran, volume pengisian ampul dan sebagainya, sehingga jika terjadi penyimpangan segera dapat dilakukan koreksi.
8.      Dari segi kemurnian mikrobiologi, sediaan obat dapat dikelompokan kedalam dua grup :
Grup 1 : produk steril (produk ini harus memenuhi persyaratan tuntutan sterilitas dari farmakope)
Grup 2 : produk dengan jumlah bakteri terbatas (produk ini tidak harus memenuhi syarat sterilitas, akan tetapi memenuhi syarat kemurnian tertentu secara mikrobiologis)
(Voigt, 1995; hal 103).
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung. Mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok (Depkes RI, 1979; hal. 6).
Tablet adalah bentuk sediaan yang paling banyak beredar karena secara fisik stabil, mudah dibuat, lebih menjamin kestabilan bahan aktif dibandingkan bentuk cair, mudah dikemas, praktis, mudah digunakan, homogen, dan reprodusibel. Massa tablet harus mengalir dengan lancar agar dapat menjamin homogenitas dan reprodusibilitas sediaan dan harus dapat terkompresi dengan baik agar diperoleh tablet yang kuat, kompak, dan stabil selama penyimpanan dan distribusi. Metode granulasi banyak dipilih dengan tujuan memperbaiki sifat alir dan kompresibilitas massa tablet (Ilma, 2002).
Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme pengikatan tertentu. Granul dapat diproses lebih lanjut menjadi bentuk sediaan granul terbagi, kapsul, maupun tablet. Berbagai proses granulasi telah dikembangkan, dari metode konvensional seperti slugging dan granulasi dengan bahan pengikat musilago amili hingga pembentukan granul dengan peralatan terkini seperti spray dry dan  freeze dry (Ilma, 2002).
Keuntungan tablet, yaitu :
1.      Tablet dipasaran mudah diberikan dalam dosis yang tepat jika diinginkan dosis dapat dibagi rata dan akan memberikan efek yang akurat.
2.      Tablet tidak mengandung alkohol.
3.      Tablet dapat dibuat dalam berbagai dosis.
4.      Sifat alamiah dari tablet yaitu tidak dapat dipisahkan, kualitas bagus dan dapat dibawa kemana-mana, bentuknya kompak, fleksibel dan mudah pemberiannya.
5.      Secara umum, bentuk pengobatan dangan menggunakan tablet lebih disukai karena bersih, praktis dan efisien.
6.      Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan yang terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling lemah.
7.      Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah.
8.      Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal ditenggorokan, terutama bila tersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi.
9.      Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti pelepasan diusus atau produk lepas lambat.
10.  Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi secara besar-besaran.
11.  Tablet oral mungkin mudah digunakan untuk pengobatan tersendiri dengan bantuan segelas air.
12.  Untuk anak-anak dan orang-orang secara kejiwaan, tidak mungkin menelan tablet, maka tablet tersebut dapat ditambahkan penghancur, dan pembasah dengan air lebih dahulu untuk pengolahannya.
13.  Dapat dibuat tablet kunyah dengan bahan mentol dan gliserin yang dapat larut dan rasa yang enak, dimana dapat diminum, atau memisah dimulut.
14.  Konsentrasi yang bervariasi.
Kerugian tablet, yaitu :
1.      Orang yang sukar menelan atau meminum obat.
2.      Keinginan konsumen beda dengan yang kita buat/produk.
3.      Beberapa obat tidak dapat dikepek menjadi padat dan kompak.
4.      Tablet dan semua obat harus disimpan diluar jangkauan anak-anak untuk menjaga kesalahan karena menurut mereka tablet tersebut adalah permen.
5.      Warnanya cenderung memberikan bahaya.
(Dinda, 2008).
C.    TUGAS PRAKTIKUM
Buatlah tablet Paresetamol dengan metode granulasi basah
Kandungan Parasetamol per tablet  : 500 mg
Bobot tablet                                     : 750 mg
Jumlah tablet yang akan dibuat       : 40 tablet

FORMULA 1
(pengikat mucilago amilum 10%)

Fase dalam (92%)
Parasetamol                                   500 mg
Amprotab (10%)                             75 mg
Mucilago amilum (10%)                230 mg
Laktosa                                           92 mg

Fase Luar (8%)
Mg Stearat (1%)                             7,5 mg
Talk (2%)                                        15 mg
Amprotab (5%)                            73,5 mg

D.    PEMBUATAN TABLET
1.      Preformulasi
Ø  Parasetamol
a.       Sifat fisika bahan aktif:
*      Nama dan sinonim  : Parasetamol, Asetaminofen
*      Bentuk                    : serbuk hablur
*      Warna                     : putih
*      Rasa                        : pahit
*      Bau                         : tidak berbau
*      Ukuran partikel       : -


*      Struktur                  :
(Depkes RI, 1979)
b.      Sifat kimia bahan aktif:
*      Kelarutan                : larut dalam 70 bagian air, 7 bagian etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P, dalam 9 bagian propilenglikol P, larut dalam alkali hidroksida (Depkes RI, 1979)
*      Stabilitas                 : stabil dalam air, w ½ pH pelarut 6 21,8 tahun (Rowe, 2006)
*      Penyimpanan          : dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya (Depkes RI, 1979)
*      pH                           : dalam larutan jenuh air pH sekitar 6 (Rowe, 2006)
c.       Sifat fisikomekanika bahan aktif:
*      Daya alir                 : -
*      Kompresibilitas       : -
d.      Farmakologi:                
*      Dosis                       : 0,5 – 1 gram tiap 4-6 jam, maksimal 4 gram sehari
                                  Anak-anak 3 bulan – 1 tahun : 60-120 mg
                                                     1-6 tahun : 120-250 mg
                                                     6-12 tahun  : 250-500 mg
                                  Tiap 4-6 jam
*      Khasiat                   : analgetik dan antipiretik (BNF 61, 2011)

Ø  Amprotab (nama dagang)
a.       Sifat fisika bahan tambahan:
*      Nama dan sinonim  : Amprotab, amilum manihot, pati singkong
*      Bentuk                    : serbuk halus
*      Warna                     : putih
*      Rasa                        : lemah
*      Bau                         : lemah (Depkes RI, 1979)
*      Ukuran partikel       : diameter 5-35 µm (Rowe, 2006)
*      Struktur                  :
(Depkes RI, 1979)
b.      Sifat kimia bahan tambahan:
*      Kelarutan                :  praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol
*      Stabilitas                 :  stabil dalam keadaan kering jika dilindungi dari   kelembaban tinggi
*      Penyimpanan          :  dalam wadah tertutup (Depkes RI, 1979)
*      pH                           : 4,5 – 7,0 (Rowe, 2006)
c.       Sifat fisikomekanika bahan tambahan:
*      Daya alir                 : 10.8–11.7 g/s (Rowe, 2006)
*      Kompresibilitas       : -
d.      Farmakologi:                
*      Dosis                       : -
*      Khasiat                   : zat tambahan (disintegran) (Rowe, 2006)

Ø  Laktosa
a.       Sifat fisika bahan tambahan:
*      Nama dan sinonim  : Laktosa, saccharum lactis
*      Bentuk                    : serbuk hablur
*      Warna                     : putih
*      Rasa                        : agak manis
*      Bau                         : tidak berbau (Depkes RI, 1979)
*      Ukuran partikel       : 100 µm (perbesaran 200x) (Rowe, 2006)

*      Struktur                  :
(Depkes RI, 1979)
b.      Sifat kimia bahan tambahan:
*      Kelarutan                : larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar larut dalam etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam eter P (Depkes RI, 1979)
*      Stabilitas                 : Pertumbuhan jamur dapat terjadi pada konsisi lembab (80% RH dan di atas). Laktosa dapat mengembangkan warna cokelat pada penyimpanan, reaksi dipercepat oleh kondisi hangat yang lembab (Rowe, 2006)
*      Penyimpanan          : dalam wadah tertutup baik (Depkes RI, 1979)
*      pH                           : pH larutan 10% b/v 4-6,5 (Depkes RI, 1979)
c.       Sifat fisikomekanika bahan tambahan:
*      Daya alir                 : -
*      Kompresibilitas       : 18,95-19,10 KN/cm2 (Rowe, 2006)
d.      Farmakologi:                
*      Dosis                       : -
*      Khasiat                   : zat tambahan (filler) (Rowe, 2006)

Ø  Magnesium Stearat
a.       Sifat fisika bahan tambahan:
*      Nama dan sinonim  : Magnesium stearat, Magnesii stearas
*      Bentuk                    : serbuk halus, licin, mudah melekat pada kulit
*      Warna                     : putih
*      Rasa                        : tidak berasa
*      Bau                         : lemah khas (Depkes RI, 1979)
*      Ukuran partikel       : 20 µm (perbesaran 600x)
*      Struktur                  : [CH3(CH2)16COO]2Mg (Rowe, 2006)
b.      Sifat kimia bahan tambahan:
*      Kelarutan                : praktis tidak larut dalam air, dalam etanol (95%) P, dan dalam eter P (Depkes RI, 1979)
*      Stabilitas                 : stabil (Rowe, 2006)
*      Penyimpanan          : dalam wadah tertutup baik (Depkes RI, 1979)
*      pH                           : -
c.       Sifat fisikomekanika bahan tambahan:
*      Daya alir                 : dalam bentuk bubuk daya alir buruk, kohesif (Rowe, 2006)
*      Kompresibilitas       : -
d.      Farmakologi:                
*      Dosis                       : -

No comments:

Post a Comment