A.
TUJUAN
1. Mahasiswa
dapat melakukan proses manufaktur granulasi kering
2. Mahasiswa
dapat meakukan in process control
3. Mahasiswa
dapat mengevaluasi mutu tablet
4. Mahasiswa
dapat mengatasi permasalahan yang ada
selama proses manufakturing
B.
DASAR TEORI
Tablet adalah sediaan padat, dibuat
sceara kempa cetak berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bular,
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat
tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang,
zat pembasah. Tablet digunakan baik untuk tujuan pengobatan lokal atau
sistemik. Untuk
pembuatan tablet diperlukan zat tambahan berupa :
1.
Zat pengisi dimasukkan
untuk memperbesar volume tablet. Biasanya digunakan Sacharum Lactis, Amylum
Manihot, Calcii Phoshas, Calcii Carbonas dan zat lain yang cocok.
2. Zat
pengikat dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat.
Biasanys yang digunakan adalah mucilago gummi arabici 10-20 % (panas), solutio
Methylcellulosum 5 %.
3. Zat
penghancur, dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut. Biasanya yang
digunakan adalah Amylum Manihot kering, Gelatinum, Agar-agar, Natrium Alginat.
4.
Zat pelicin,
dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan. Biasanya digunakan Talcum 5
%, Magnesii Stearas, Acidum Stearinicum.
(Anief,
2007).
Pengobatan
lokal misalnya :
1.
Tablet untuk vagina,
berbentuk amandel, oval dan digunakan sebagai anti-infeksi, antifungi,
penggunaan hormon secara lokal.
2.
Lozenges, trochisci,
digunakan untuk efek lokal di mulut dan tenggorokan, umumnya digunakan sebagai
anti infeksi.
(Anief,
2007).
Pengobatan untuk mendapatkan efek
sistemik, selain tablet biasa yang ditelan masuk perut terdapat pula yang lain
seperti :
1.
Tablet bukal, yang
digunakan dengan cara dimasukkan diantara pipi dan gusi dalam rongga mulut.
Biasanya berisi hormon steroid, adsoprsi terjadi melalui mukosa mulut masuk
peredaran darah.
2. Tablet
sublingual, digunakan dengan jalan dimasukkan di bawah lidah, biasanya berisi
hormon steroid. Adsoprsi terjadi melalui mukosa masuk peredaran darah.
3.
Tablet implantasi,
berupa pellet, bulat atau oval pipih, steril dimasukkan secara implantasi dalam
kulit badan.
(Anief,
2007)
Gula
dan laktosa jika ditambahkan salah satu dari zat-zat ini dalam jumlah yang
relatif besar, maka tentulah tablet akan mudah pecah ; Farmakope menganjurkan
pemakaian salah satu zat dari zat-zat tambahan pada pembuatan tablet-tablet
mampat yang mengandung garam-garam alkaloida dan pulvis opii compositus. Juga,
jika kita harus mengolah suatu sari kental dalam tablet, maka kita membuat
suatu penggerusan sampai kering dengan salah satu dari zat-zat tambahan itu,
yang kita mampatkan setelah atau tanpa penambahan obat-obat lainnya. Dalam hal
ini dianjurkan, bahwa bobot tablet mampat jangan dibuat terlalu kecil,
sebaik-baiknya 0,5 g, karen hasil penggerusan sampai kering ini bersifat
higroskopik dan pada waktu dimampatkan sering kali memberikan tablet-tablet
yang sukar atau tidak dapat dikeluarkan dari cetakan. Jika gula atau laktosa tidak
merupakan bagian utama dari tablet mampat, maka kita harus menambahkan pula
suatu macam pati 10 % -
20 %, untuk menjamin pemecahan tablet yang cepat dalam air (Satiadarma, 1954).
Granulasi
Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien
dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya
dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk
semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis,
tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini yang cukup baik,
digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk
dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban
(Andayana, 2009).
Granula
adalah gumpalan-gumpalan dari partikel-partikel yang lebih kecil. Umumnya
terbentuk tidak merata dan menjadi seperti partikel tunggal yang lebih besar.
Ukuran biasanya berkisar antara ayakan no.4-12, walaupun demikian granula dari
macam-macam ukuran lubang ayakan mungkin dapat dibuat bergantung pada tujuan
pemakaiannya (Ansel, 1989).
Pada
proses ini komponen–komponen tablet dikompakan dengan mesin cetak tablet lalu
ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga diperoleh massa yang
disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian
diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik
dari campuran awal bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas
dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi kering dapat juga dilakukan pada
mesin khusus yang disebut roller compactor yang memiliki kemampuan memuat bahan
sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua penggiling yang putarannya saling
berlawanan satu dengan yang lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolik pada
salah satu penggiling mesin ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan
serbuk yang mengalir dintara penggiling (Andayana, 2009).
Metode
ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :
1. Kandungan
zat aktif dalam tablet tinggi
2. Zat
aktif susah mengalir
3. Zat
aktif sensitif terhadap panas dan lembab
(Andayana, 2009)
Keuntungan
cara granulasi kering adalah:
1. Peralatan
lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat
dan pengeringan yang memakan waktu
2. Baik
untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
3. Mempercepat
waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat
(Andayana, 2009).
Kekurangan
cara granulasi kering adalah:
1. Memerlukan
mesin tablet khusus untuk membuat slug
2. Tidak
dapat mendistribusikan zat warna seragam
3. Proses
banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang
(Andayana, 2009).
C. TUGAS
PRAKTIKUM
Buatlah
tablet Asam Mefenamat dengan metode ganulasi kering
Kandungan
Asam Mefenamat per tablet : 500 mg
Bobot
Tablet :
750 mg
Jumlah
tablet yang akan dibuat :
1000 tablet
FORMULA
I
|
FORMULA
II
|
FORMULA
III
|
(pengikat kering PVP 5 %)
Fase Dalam
Asam Mefenamat 500 mg
Amprotab 75 mg
PVP (5%) 37,5 mg
Laktosa
77,5 mg
Fase Luar
Mg Stearat (1%)
7,5 mg
Talk (2%) 15 mg
Amprotab 37,5 mg
|
(pengikat kering PVP 10 %)
Fase Dalam
Asam Mefenamat 500 mg
Amprotab 75 mg
PVP (5%) 75 mg
Laktosa 40 mg
Fase Luar
Mg Stearat (1%)
7,5 mg
Talk (2%) 15 mg
Amprotab 37,5 mg
|
(pengikat kering Avicel PH 102)
Fase Dalam
Asam Mefenamat
500 mg
Amprotab 75 mg
Avicel PH 102 115 mg
Fase Luar
Mg Stearat (1%) 7,5 mg
Talk (2%) 15 mg
Amprotab 37,5 mg
|
D. PEMBUATAN
TABLET DENGAN METODE GRANULASI KERING
1.
Preformulasi
a. Sifat fisika bahan aktif :
§ Nama
dan Sinonim : Acidum Mefenamicum/asam mefenamat
§ Bentuk : Serbuk hablur
§ Warna : Putih atau hampir putih
§ Rasa : -
§ Bau : -
§ Ukuran
partikel : -
§
Struktur :
COOH
NH
CH3 CH3
(Depkes RI,
1995).
b. sifat kimia bahan aktif
§ Kelarutan : Larut
dalam larutan alkali hidroksida ; agak sukar larut dalam klorofom ; sukar larut
dalam etanol dan dalam metanol ; praktis tidak larut dalam air
§ Stabilitas : -
§ Penyimpanan : Dalam
wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya
§ pH : -
(Depkes RI, 1995).
c. Sifat fisikomekanika bahan aktif
§ daya
alir : -
§ kompresibilitas : -
d.
Farmakologi
§ dosis : Diatas 18 tahun, 500 mg 3 x sehari
Anak-anak (12-18 thn)
500 mg 3 x sehari
Anak-anak <12 thn tidak direkomendasikan
§ khasiat : Analgetik
(BNF
58, 2009).
Eksipien
2.
Laktosa
a. Sifat fisika eksipien :
§ Nama
dan Sinonim : Laktosa/saccharum
lactis
§ Bentuk : Serbuk hablur
§ Warna : Putih
§ Rasa : Agak
manis
§ Bau : Tidak
berbau
§ Ukuran
partikel : 100
µm (perbesaran 200x)
(Rowe, 2006)
§
Struktur :
b. Sifat kimia eksipien
§ Kelarutan : Larut
dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar larut dalam etanol
(95 %) p, praktis tidak larut dalam kloroform p, dan dalam eter p (Depkes RI,
1979)
§ Stabilitas : Pertumbuhan
jamur dapat terjadi pada kondisi lembab (80 % RH dan diatas) laktosa dapat
mengembangkan warna coklat pada penyimpanan, reaksi dipercepat oleh kondisi
hangat dan lembab (Rowe, 2006)
§ Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
(Depkes RI, 1979)
§ pH : 4,0 sampai 6,5 larutan 10 % b/v
(Depkes RI, 1979)
c. Sifat fisikomekanika eksipien
§
Daya
alir : -
§
Kompresibilitas : 18,95 – 19,10 KN/cm2 (Rowe,
2006)
d.
Farmakologi
§
Dosis : -
§
Khasiat : bahan pengisi tablet (Rowe, 2006)
3.
Amprotab (Pati Singkong)
a. Sifat fisika eksipien :
§ Nama
dan Sinonim : Amilum manihot/roti singkong (Depkes RI, 1995)
§ Bentuk : Serbuk sangat halus (Depkes RI, 1995)
§ Warna : Putih (Depkes RI, 1995)
§ Rasa : -
§ Bau : -
§ Ukuran
partikel : 5 – 35 µm (Rowe, 2006)
§ Struktur :
(Rowe,
2006)
b. Sifat kimia eksipien
§ Kelarutan : Praktis
tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol (depkes RI, 1995)
§ Stabilitas : Dalam
keadaan kering pati stabil jika dilindungi dari kelembaban tinggi (Rowe, 2006)
§ Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya (Rowe,
2006)
§ pH : 4,5-7,0 (Rowe, 2006)
c. Sifat fisikomekanika eksipien
§ Daya alir : 10,8 – 11,7 g/s (Rowe,
2006)
§ Kompresibilitas : 15 – 30 KN/cm2 (Rowe,
2006)
d.
Farmakologi
§ Dosis : pasta pati sebagai pengikat tablet
konsentrasi 5-25 % b/w dalam granulasi tablet (Rowe, 2006).
§ Khasiat : bahan pengikat tablet (Rowe, 2006)
4.
Mg-Stearat
a. Sifat fisika eksipien :
§ Nama
dan Sinonim : Magnesii stearas/magnesium stearat (Depkes RI, 1979)
§ Bentuk : Serbuk halus
§ Warna : Putih (Depkes RI, 1979)
§ Rasa : Tidak
berasa
§ Bau : Bau
lemah khas (Depkes RI, 1979)
§ Ukuran
partikel : 20 mikrometer (Perbesaram 600 x)
(Rowe, 2006)
§ Struktur : [CH3(CH2)16COO]2Mg
b. sifat kimia eksipien
§ Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, dalam etanol (95 %) p, dan
dalam eter p (depkes RI, 1979)
§ Stabilitas : stabil (Rowe, 2006)
§ Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya (depkes RI,
1979)
§ pH : -
No comments:
Post a Comment